Zaenal Abidin, Direktur Eksekutif Polsentrum Indonesia

TEROPONGKOTA.COM – JAKARTA, Juni 2022 merupakan momen penting dalam langkah Nasdem menatap Pilpres 2024, tepatnya 17 juni 2022 dalam Rakernas Partai Nasdem di JCC menetapkan 3 nama yang akan digodok untuk kemudian ditetapkan sebagai capres pilihan Nasdem, yaitu Anies Baswedan, Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo. Setelah tiga bulan tepatnya 7 September, tiba-tiba Anies Baswedan diperiksa oleh KPK, pemeriksaan tersebut berlangsung selama 11 jam terkait dugaan tindak pidana korupsi kasus Formula E.

Pada 28 September 2022, Ketua DPP Nasdem Willy Aditya dan Bendahara Umum DPP Nasdem Ahmad Sahroni menyatakan Partai Nasdem akan mengumumkan satu nama capres yang akan diusung untuk Pilpres 2024, pengumuman tersebut rencananya akan disampaiak pada 10 November 2022, termasuk mengumumkan koalisi Partai Nasdem. Akan tetapi situasi mendadak berubah, tepatnya 3 Oktober 2022 Partai Nasdem resmi mengumumkan Anies Rasyied Baswedan sebagai capres partai Nasdem, pengumuman nama capres ternyata lebih cepat dari jadwal yang seharusnya.

Mengamati fenomena tersebut, Direktur Eksekutif Polsentrum Indonesia, Zaenal Abidin, menilai bahwa manuver Partai Nasdem yang mendeklarasikan capres lebih cepat dari waktu yang seharusnya merupakan upaya uji nyali Surya Paloh yang berkeinginan menjadi king maker pada Pilpres 2024

“Ada beberapa penyebab sehingga Surya Paloh nampak tergesa-gesa mengumumkan Capres partai Nasdem. Pertama, Surya Paloh berusaha menunjukkan dirinya sebagai king maker Pilpres 2024, bahwa Partai Nasdem meski partainya baru berusia 11 tahun, namun sudah menjadi peraih suara terbanyak kelima nasional yaitu 12.661.792 (9,05%), Nasdem meyakini telah mampu menentukan arah politik nasional dalam kontestasi Pilpres 2024” jelas Zaenal Abidin.

Selain itu Surya Paloh berusaha untuk menampung aspirasi yang berkembang di internal Nasdem terkait capres

“Kedua, Surya Paloh menunaikan komitmennya dengan memenuhi harapan sebagian besar pemilih dan fungsionaris Partai Nasdem bahwa Anies adalah pilihan capres 2024 dimana sebanyak 32 DPW Nasdem seluruh Indonesia mengusulkan Anies sebagai capres” terangnya

Masih menurut Zaenal Abidin “Jokowi dan Surya Paloh adalah tokoh yang kental persahabatannya , ada koalisi bathin yang terjalin di antara keduanya, nah jika kekompakan terus terjaga maka diusungnya Anies sebagai capres Partai Nasdem adalah bentuk restu Jokowi” paparnya.

Namun Anies bisa gagal sebagai Capres 2024 bila pada nantinya Anies Baswedan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus formula E, jika ini terjadi maka pasti Partai Nasdem akan mengusung capres alternatif . Disaat itu nasdem telah mendapat simpati dari pendukung anies meskipun anies baswedan gagal maju pilpres 2024 disebabkan alasan kasus hukum yang sedang dijalani di KPK.

“Kemungkinan gagalnya Anies sebagai capres bisa juga terjadi jika syarat 20 persen partai pengusung gagal dipenuhi. Otomatis Nasdem harus berkoalisi dengan partai lain bila ingin mengusung Anies. Apakah PKS dan Demokrat sudah sehati dan sepaham terkait formulasi koalisi bersama Nasdem? Apakah PKS mau menerima tawaran Demokrat yang menginginkan AHY menjadi cawapres Anies? Semua itu masih menjadi teka-teki” ungkap Zaenal Abidin.

Faktanya rentang waktu menuju pendaftaran capres cawapres di KPU masih lama, masih banyak episode pilpres jelang pendaftaran pasangan capres-cawapres pada September 2023 tahun depan yang mungkin tercipta.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini