JAKARTA – Mensos dan rombongan menyapa para penyandang disabilitas intelektual, yang mendapatkan program pemberdayaan dengan pemberian layanan vokasional. Dikemukakannya, Kementerian Sosial (Kemensos) berkomitmen penuh meningkatkan kemandirian para penyandang disabilitas intelektual.

“Mereka harus punya kemandirian dengan perlahan mengurangi ketergantungan kepada orang lain. Saya juga bawa bibit lele, nanti kita liat progresnya. Kalo ini bagus bisa diberdayakan untuk yang lain. Memang berat. Tapi harus dilakukan,” terangnya.

Bantuan yang dimaksud, dikatakannya, bukan sekedar bantuan yang bersifat _charity_ , melainkan yang bisa memastikan aspek keberlanjutan. “Jadi ke sini lalu memberikan bantuan. Bukan begitu. Tapi aspek keberlanjutannya harus diperhatikan,” katanya.

Untuk itu, Mensos sudah berkomunikasi dengan berbagai pihak. Termasuk dengan Kementerian Kesehatan, karena perlu mendapatkan penanganan juga dari aspek medis. “Dari Kementerian Kesehatan perlu kami mendapatkan dukungan medis. Nah, ini kan tidak di sini saja. Saya juga mengamati di daerah-daerah lain di Indonesia,” ungkapnya.

Mensos berkomitmen menangani fonemena banyaknya penyandang disabilitas intelektual sebagaimana terdapat di Desa Krebet, dan kawasan lain di Kabupaten Ponorogo. Untuk keperluan itu, dia sudah menghubungi sejumlah rektor, seperti Rektor Universitas Papua, Rektor Universitas Nusa Cendana di NTT, dan Rektor Universitas Cendrawasih.

“Ini kan bukan hanya masalah budaya, atau apa. Yang tahu antropolginya itu kan kampus. Saya perlu pandangan ahli sebelum membuat kebijakan,” katanya.

Dalam kesempatan itu, dia juga menyerahkan bantuan kepada penyandang disabilitas berupa kursi roda, walker, serta kruk. Selain itu, Mensos juga menyerahkan bantuan alat pelindung diri (APD), alat peraga edukasi, sembako, alat peraga edukasi, peralatan belajar anak, sheltered workshop, layanan home care dan day care, dan sebagainya.

Dia khusus membawa bantuan sambel goreng tempe yang dibeli dari industri rumahan di kawaan Dolly Surabaya, yang sudah berganti rupa menjadi pemukiman warga.

Di bagian lain, melalui Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual “Kartini” di Temanggung, Kemensos bermitra dengan beberapa Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) termasuk LKS “Rumah Kasih Sayang”, memperkuat layanan rehabsos untuk kawasan ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini