JAKARTA – Program Keluarga Harapan (PKH) berhasil mengubah pola pikir keluarga penerima manfaat (KPM) untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat.

Dengan semangat kesetikawanan sosial dan gotong royong, mereka mewujudkan pembangunan sanitasi bersih di Nagari Cubadak dan Simpang Tonang.

Pendamping PKH Kecamatan Dua Koto, Rachmad Ariyo, mengatakan, dengan semangat kebersamaan masyarakat dan gotong royong di kedua desa mulai mewujudkan sanitasi sehat. Perubahan pola hidup bersih KPM PKH setelah adanya pertemuan peningkatan kemampuan keluarga (P2K2) yang rutin diadakan pendamping.

“Dalam pertemuan tersebut diajarkan pola hidup sehat dan gizi. Materi yang diajarkan sanitasi berbasis masyakarat,” jelas Ariyo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/12/2020).

Ariyo mengatakan, untuk mewujudkan pembangunan sanitasi berbasis masyarakat, pendamping PKH mengadakan arisan atau yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan julo-julo untuk membangun sanitasi sehat yang berwujud jamban bersih.

“Kegiatan inovasi yang dilaksanakan terhadap KPM PKH yakni julo-Julo jamban sehat, berbentuk arisan biasa. Namun, uniknya pemenang dari julo-julo dibangunkan jamban sehat. Sebelumnya pertama sekali program julo-julo dicetuskan di Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman oleh pendamping PKH Dona Darni Putri dan program ini pernah mewakili Sumatera Barat dalam acara PKH Appreciation Day Tahun 2017 dan masuk nominasi,” tambah Ariyo.

“Pemenang julo-julo setiap bulan akan dibangunkan jamban secara gotong royong dengan adanya pembagian tugas masing-masing anggota, dengan gotong royong bisa menekan biaya seminimal mungkin, dengan perkiraan Rp 600.000-Rp 700.000 sudah bisa untuk membangun jamban sehat yang setara jamban harga Rp 2 juta hingga Rp 3 jutaan,” jelas Ariyo.

Sebelum dibangun jamban bersih secara arisan atau julo-julo, dikatakan Ariyo, pola hidup bersih masyakat di sana memprihatinkan. Akibatnya, anak-anak yang tumbuh tidak sesuai harapan atau mengalami stunting.

Berdasarkan data Kementerian Sosial di Kabupaten Pasaman, tercatat 12.533 keluarga terdaftar sebagai penerima bansos PKH. Dari jumlah tersebut, KPM PKH Kecamatan Dua Koto sebanyak 1.728 keluarga, hampir 80% belum memiliki Jamban sehat sendiri. Perilaku buang air rata-rata masih ke sungai.

“Besarnya pembuatan jamban membuat masyarakat sering melupakan kebersihan lingkungan mereka. Ini tentu berpengaruh buruk terhadap tumbuh kembang anak-anak mereka,” imbuhnya.

Dengan berbagai tantangan dan kendala, dikatakan Ariyo, tim pendamping PKH Kecamatan Dua Koto sudah berhasil membangun 25 jamban bersih tiap bulan dari hasil kegiatan julo-julo yang dilakukan 25 kelompok.

“Alhamdulillah sampai hari ini berkat kerja sama tim pendamping PKH telah terbangun 25 jamban per bulan. Hingga hari ini telah terbangun 275 jamban. Inti dari pelaksanaan julo-julo jamban sehat ini, selain untuk meningkatkan nilai-nilai kesehatan, juga untuk meningkatkan nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Dengan adanya julo-julo, tiap bulan dapat membudayakan kembali semangat gotong royong dan kesetiakawanan dalam bermasyarakat,” lanjutnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini