JAKARTA – Tenda dengan protokol kesehatan mulai disiapkan untuk pengungsi dari bencana meletusnya Gunung Merapi di Jogjakarta dan Jawa Tengah.

Tenda yang diberikan dari Kementerian Sosial itu dipastikan sudah sesuai dengan standar Covid-19.

“Kita juga siapkan tenda yang sudah menerapkan protokol kesehatan. Kita sudah standar mematuhi protokol Covid-19,” kata Sekretaris Jendral Kemensos Hartono Laras, seusai membuka rapat koordinasi bidang hukum Kemensos di Alila Hotel Solo, Jumat, 13 November 2020.”

Hartono menjelaskan, tenda berwarna merah dan putih ini berbeda dengan tenda pengungsian pada umumnya. Sebab tenda ini ada sekat-sekat untuk menjaga jarak antar pengungsi.

“Mereka yang ada di pengungsian dalam tenda itu ada jaraknya. Ada pengaturan suhu, ada jaraknya, ada hand sanitizer, namanya tenda Merah Putih,” sambung Hartono.

Dia memastikan tenda ini jumlahnya banyak dan cukup untuk pengungsi terdampak bencana Merapi.

Ukuran tenda pun bermacam-macam, ada tenda keluarga ada juga tenda massal. Untuk tenda massal dapat menampung 100-150 jiwa. Tenda juga dilengkapi alat kebutuhan keluarga.

“Untuk antisipasi di Merapi kita siap. Karena kan ada pra bencana, swa bencana dan pasca bencana. Sudah standby semua itu,” ujarnya.

Dua bulan lalu menurut Hartono, Menteri Sosial Juliari Batubara pernah melakukan gladi kampung siaga bencana di Kabupaten Kulonprogo DI Yogyakarta. Tenda Merah Putih disimulasikan dalam kegiatan tersebut.

Mensos sudah meminta tenda-tenda itu disiapkan untuk pengungsi Merapi. Sementara untuk penempatan masih akan dikoordinasikan dengan Pemda Jogjakarta dan Jateng.

“Kebetulan minggu lalu pak Menteri sudah perintahkan dalam hal ini Ditjen Perlindungan dan jaminan Sosial Direktorat Korban Bencana Alam dan ini sudah di lapangan,” tukasnya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan RRI di Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS), Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali sudah menerapkan protokol kesehatan. Gedung serbaguna yang digunakan untuk pengungsi dibuat sekat-sekat dari papan triplek.

Camat Selo Joko Prihanto mengatakan, TPPS sedapat mungkin harus sesuai dengan protokol kesehatan. Sehingga di tiga desa meliputi Jrakah, Klakah dan Tlogolele dibuat sekat-sekat.

“Kita harus antisipasi penularan Covid-19. Makanya dibuat sekat-sekat ini,” demikian Joko.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini